PERNIKAHAN DALAM MASYARAKAT BETAWI
Oleh: Nur Afifah (NIM:11140321000004)
A. Latar
Belakang
Disetiap
daerah mempunyai simbol pernikahan yang beranekaragam jenis dan bentuknya dan
pastinya memiliki arti tersendiri serta kepercayaan dari masing-masing adat dan
kebudayaan. Kita pasti tahu apa arti dari simbol pernikahan, yang dimaksud
dengan simbol pernikahan adalah sesuatu hal atau barang yang menjadi ciri khas
atau identik dari setiap perayaan atau resepsi pernikahan dan selalu ada dalam
acara pernikahan tersebut. Banyak yang beranggapan bahwa dari suatu jenis atau
macam dari simbol pernikahan itu pasti berbeda-beda dari kebudayaan ke budaya
lainnya. Dalam hal ini saya akan berbagi pengetahuan mengenai pernikahan dalam
adat betawi di Indonesia.
B. Letak
Geografis Masyarakat Betawi
Secara
geografis Betawi terletak di pulau Jawa, namun secara sosiokultural lebih dekat
pada budaya Melayu Islam.[1]
Menurut garis besarnya wilayah Betawi dapat dibagi menjadi 2 bagian, yaitu
Betawi tengah atau Betawi kota dan Betawi pinggiran. Yang termasuk wilayah
Betawi tengah merupakan kawasan yang pada zaman akhir pemerintah colonial
Belanda termasuk wilayah Gemeente Batavia, kecuali beberapa tempatseperti
Tanjung Priuk dan sekitarnya. Sedangkan daerah-daerah lain di luar daerah
tersebut terutama daerah-daerah di wilayah DKI Jakarta merupakan wilayah Betawi
pinggiran.[2]
C. Profil
Masyarakat Betawi
Majalah
Jakarta yang pada tahun 1992 menyatakan bahwa orang Betawi juga memiliki sifat
humor, terbuka, egaliter, dan punya harga diri tinggi (dalam Partrijunianti,
2012).[3]
Sementara itu, Mona Lohanda (1996) melihat budaya Betawi memiliki sifat
“kelenturan” dalam menanggapi berbagai pengaruh dari luar dan dari dalam.
Keadaan yang selalu berubah dan berkembang ini mereka alami sejak zaman Sunda
Kelapa, Jayakarta, Batavia, sampai Jakarta kini. Kelenturan ini tampak dalam
adat, bahasa, dan kesenian (Lohanda, 1996). Sementara, M. Junus Melalatoa
(1997) melihat bahwa masyarakat Betawi terbiasa dengan sikap acuh tak acuh
terhadap peristiwa di sekelilingnya. Mereka tidak mau memikirkan hal-hal yang
pelik, tetapi bersikap pasrah saja terhadap keadaan itu.
D. Pengertian
Pernikahan Menurut Masyarakat Betawi
Kata
perkawinan menurut istilah Hukum islam sama dengan kata "nikah" dan
kata "zawaj". Nikah menurut bahasa adalah menghimpit, menindih atau
berkumpul. Nikah mempunyai arti kiasan yakni "wathaa" yang berarti
"setubuh" atau "akad" yang berarti mengadakan perjanjian
pernikahan.[4]
Pernikahan
menurut masyarakat Betawi sama hal nya dengan Islam, karena hampir semua
masyarakat Betawi menganut agama Islam. Walaupun ada juga yang menganut agama
Kristen. Sehingga yangbmembedakan dengan Islam hanya saja Upacara adatvnya
saja.
Pernikahan
dalam UU No. 1/74 adalah ikatan lahir
batin antara seorang pria dan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan
membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Tuhan YME.
E. Tahapan
Upacara Pernikahan Masyarakat Betawi di Duren-sawit
Tahapan
upacara ini terjadi apabila pernikahan sesama suku Betawi. Apabila tidak sesama
orang Betwai maka tidak sepaham apa makna upacara tersebut.
1. Ngedelengin
Dalam adat pernikahan betawai,
Ngedelengin adalah proses mencari pasangan yang bisa dilakukan siapa saja
termasuk si jejaka sendiri. Setelah mereke bertemu dengan pasangan yang
dirasa cocok, proses meminta ke pihak perempuan di lakukan oleh seseorang yang
biasa disebut Mak Comblang.[5]
Uniknya pernikahan adat Betawi mulai
terlihat disini, sebagai sinyal bahwa anak gadis dirumah itu telah ada yang
mengiginkan,maka "mak comblang" menggantungkan ikan Bandeng halaman
rumah sang gadis. Simbol ini juga sebagai sinyal bahwa anak gadis dirumah itu
telah ada yang mengiginkan. Mungkin anda menganggap proses aneh bukan, namun
kenyataannya proses ini rangkaian
perkawinan kebiasaan Betawi yg tidak bolah ditinggalkan.[6]
Inilah kembali yang kami pandang uniknya pernikahan adat Betawi.
2. Ngelamar
Ngelamar
adalah proses permintaan
resmi oleh keluarga
pihak laki-laki kepada keluarga pihak
perempuan. Setelah lamaran
di terima oleh
pihak perempuan.[7] Keputusan dari pihak wanita akan
terjawab pada saat itu juga. Setelah itu, syarat dan prasyarat lamaran akan
diutarakan oleh pihak wanita.
Persyaratan
yang harus dibawa ketika Ngelamar yaitu;
Ø Sirih
Embun yaitu bawaan wajib dalam lamaran yang
berisi daun sirih dilipat bulat dan diikat potongan kertas minyak, sirih yang
telah diisi rempah-rempah, bunga rampai tujuh rupa, serta tembakau yang dihias
dalam berbagai bentuk.
Ø Pisang
raja dua sisir dibawa di atas nampan yang dihias
dengan kertas warna-warni. Setiap ujungnya ditutup dengan cungkup kertas minyak
berwarna hijau, kuning atau merah. Pisang raja ini harus ada karena dianggap
buah yang tinggi nilainya, sesuai dengan namanya.
Ø Roti
tawar dibawa di atas nampan dihias dengan
kertas warna-warni.
3. Bawa
Tande Putus
Masyarakat sekarang
lebih mengenal dengan
tunangan atau tukar cincin.
Arti dari tande putusadalah bahwa si Calon
None Pengantin(pengantin
wanita) telah terikat
dengan seoranglelaki dan tidak dapat lagi diganggu oleh pihak
lain.[9]
Sumber
lain menyebutkan Tande Putus adalah sebuah tanda yang mengibaratkan anak wanita
yang telah dilamar tidak boleh di ganggu oleh pihak manapun meskipun acara akad
nihak masih jauh. Tande putus dapat berupa apa saja, yang mengisyaratkan sebuah
ikatan resmi.[10]
4. Piare
Calon None Penganten
Masa
dipiare yaitu masa calon pengantin wanita (biasa disebut none mantu) dipelihara
oleh tukang piare selama satu bulan.[11]
Dimaksudkan untuk mengontrol kegiatan, kesehatan, dan memelihara kecantikan
calon none mantu menghadapi hari pernikahan. Selain perawatan fisik, juga
dilengkapi program diet dengan pantang makanan tertentu untuk menjaga berat
tubuh ideal calon mempelai wanita, juga disertai minum jamu godok dan jamu air
akar secang. Sekarang ini sulit sekali untuk memelihara calon none mantu selama
satu bulan, sehingga kegiatan ini hanya dilakukan dalam 1-2 hari menjelang
pernikahan.
5. Malem
Pacar
Malem
pacar adalah malam dimana dihadiri para kerabat dekat serta teman-teman dekat
calon pengantin wanita. Ritual ini hampir serupa dengan malam bainai dalam
adat Padang atau malam midodareni dalam adat Jawa. Ritual pemakaian
pacar dilakukan oleh tukang piare dan keluarga serta teman dekat calon
pengantin wanita.[12]
Biasanya malem ini ritual malam pacar
adalah daun pacar secukupnya, bakul berisi beras, bumbu dapur, pisang raja,
garam, kapur sirih, bumbu sirih; kue basah khas Betawi secukupnya, serta bantal
diberi alas daun pisang yang diukir untuk alas tangan. Ritual pemberian pacar
dipandu oleh tukang piare, dimulai oleh ibu calon mempelai wanita, dilanjutkan
oleh para sesepuh serta kerabat dan sahabat dekat. Biasanya calon mempelai
wanita didandani dengan busana dan tata rias ala None, yakni riasan tipis dan
berbusana kebaya.[13]
6. Akad
Nikah
Dalam
adat pernikahan betawi, setelah akad nikah selesai, mempelai pria akan membuka
cadar yang menutupi muka mempelai wanita untuk memastikan apakah benar, yang
ada dibalik cadar tersebut adalah wanita idamannya.[14]
Pada
saat akad nikah, mempelai wanita memakai baju kurung dengan teratai dan
selendang sarung songket. Kepala mempelai wanita dihias sanggul sawi asing
serta kembang goyang sebanyak 5 buah, serta hiasan sepasang burung Hong.
Sementara itu, mempelai pria memakai jas Rebet, kain sarung plakat, hem, jas,
serta kopiah, ditambah baju gamis berupa jubah Arab yang dipakai saat resepsi
dimulai. Jubah, baju gamis, dan selendang yang memanjang dari kiri ke kanan
serta topi model Alpie menjadi tanda haraan agar rumah tangga selalu rukun dan
damai[15]
Barang
bawaan yang harus dibawa ketika Akad Nikah yaitu;
a. sirih
nanas lamaran
b. sirih
nanas hiasan
c. mas
kawin
d. miniatur
masjid yang berisi uang belanja
e. sepasang
roti buaya
f. kotak
ber-ornamen Cina untuk tempat sayur dan telor asin
g. jung atau perahu cina yang menggambarkan
arungan bahtera rumah tangga
h. hadiah
pelengkap
i. kue
penganten
j. kekudang
artinya suatu barang atau makanan atau apa saja yang sangat disenangi oleh none
calon mantu sejak kecil sampai dewasa.
Filosofi Roti Buaya
Dalam sejarah kebudayaan Betawi, buaya adalah salah
satu dari tiga hewan yang memiliki arti penting dalam dunia kosmis orang
Betawi. Sepasang buaya putih di percaya di kali yang dianggap keramat, seperti
Kali Ancol, Kali Cideng, dan Kali Lebak Bulus sebagai penunggu. Orang Betawi
saban-saban menyantuninya dengan memberi ancak yang biasanya terdiri dari nasi
kuning, telor ayam mentah, lisong dan pisang raja. Bagi orang Betawi, sepasang
buaya menyimbolkan kekuatan spiritual yang melindungi kesetiaan dua pasangan.
Karena itu dalam tradisi Betawi, roti buaya pantang disantap, cukup dipajang
saja di puada (pelaminan). Hal ini selain sebagai nilai mistis penghormatan
pada roh siluman buaya putih yang ma’ujud dalam roti buaya, mengandung juga
nilai filosof besar harapan pasangan penganten akan awet sampai bulukan hingga berkalang tanah dan habis
dimakan kutu. Bisa selamat hidup di dunia dan akherat seperti buaya yang dapat selamat di darat.[16]
Oleh karena itu, seorang lelaki Betawi yang pergi
melamar calon bininya tidak boleh lalai membawa roti buaya dalam rombongan
seserahan. Sebab roti buaya merupakan lambang semua cinta dan kesetian yang
tiada henti, abadi. Ensiklopedi
kehewanan pun membenarkan bahwa buaya itu satu-satunya hewan di jagad
perbinatangan yang paling setia karena
seumur hidup ia habiskan waktu hanya pada satu pasangan[17]
7. Acara
Kebesaran
Acara
ini melibatkan banyak kerabat kedua belah pihak. Mempelai wanita didahului dua
gadis kecil memasuki ruangan menuju puade atau pelaminan di dampingi kedua
orang tua
a. Buka
Palang Pintu
Setelah
prosesi akad nikah selesai prosesi ini mempelai pria tidak boleh sembarangan
memasuki kediaman mempelai wanita. Maka, kedua belah pihak memiliki
jagoan-jagoan untuk bertanding, yang dalam upacara adat dinamakan “Buka
Palang Pintu”.
Kebiasaan
Palang Pintu ini adalah pelengkap waktu pengantin pria yang dimaksud "
tuan raja mude " akan masuk rumah pengantin wanita atau " tuan
putri". Nah, waktu akan masuk tempat tinggal pengantin putri tersebut,
pihak pengantin wanita bakal menghadang.[18]
Awalannya,
berlangsung dialog yang sopan. Semasing sama-sama bertukar salam, semasing
sama-sama mendoakan. Hingga pada akhirnya pelan-pelan kondisi memanas karena
pihak pengantin perempun mau menguji kesaktian serta kepandaian dari pihak
pengantin lelaki dalam berilmu silat serta mengaji.
Setelah
itu, seorang wakil pengantin perempuan menantang adu silat salah satu orang
dari pihak lelaki. Prosesi tersebut menyimbolkan upaya keras mempelai laki-laki
untuk menikah dengan sang pujaan hati. Uniknya, setiap petarungan silat, pihak
mempelai wanita pasti dikalahkan oleh jagoan calon pengantin pria.[19]
Tradisi Palang
Pintu, yaitu pernikahan yang
dilakukan setelah terjadinya
perkelahian antara pesilat perempuan dan
pihak laki-laki. Tradisi
ini adalah tradisi
asli masyarakat Betawi
baik tradisional maupun kalangan elit pada zaman dahulu yang
kemudian menjadi warisan budaya kepada generasi sekarang ini.[20]
Masyarakat Betawi
menganggap bahwa perkawinan
atau pernikahan
merupakan
suatu peristiwa penting dalam tatanan masyarakat tradisional maupun
modern. Di kalangan
masyarakat Betawi, perkawinan
menjadi salah satu
ritual penting dalam ritme perjalanan hidup seseorang dan menempati
posisi yang sakral dalam rangkaian proses
kehidupan yang dijadikan
falsafah bagi masyarakat Betawi. Pada
dasar dan perkembangannya masyarakat
Betawi merupakan masyarakat yang
religius yang semakin
mengerti agama dan perkembangan zaman.
Bila diperhatikan dari beberapa sifat
masyarakat Betawi ini maka dapat diketahui
bahwa upacara Palang
Pintu menjadi tradisi
karena masyarakat Betawi
paham betul bahwa
pernikahan merupakan peristiwa
penting, sakral dan
bukan hanya sekedar melampiaskan hawa nafsu sehingga untuk
melaksanakannya harus benar-benar siap secara lahir dan batin. Hal itu
diterjemahkan dengan melakukan dan
mempertahankan upacara Palang
Pintu sebagai tradisi
yang menyimbolkan kesiapan lahir
dan batin seseorang
yang ingin menikah.
Palang Pintu dipertahankan sebagai
tradisi juga karena Palang
Pintu mengandung mashlahah dan penuh akan makna kehidupan.[21]
Nilai yang
terdapat di dalam Palang pintu
Palang
pintu sebenarnya dibagi menjadi tiga bagian yakni pantun, silat dan selawat.
Pertama pantun dalam Beradu pantun pada tradisi palang pintu memiliki arti
suami harus bisa membahagiakan istri dan anaknya kelak. Selain itu, pantun juga
melambangkan keluarga harusnya ceria. Kedua yaitu Silat dalam palang
pintu melambangkan bahwa seorang suami harus bisa melindungi keluarga baik
gangguan dari dalam atau pun dari luar. Terakhir selawat melambangkan suami
harusnya menjadi tuntunan bagi istri dan anaknya. Ketiga yaitu
salawat,kalau selawat itu melambangkan laki-laki harus menjadi imam bagi
keluarga,[22]
b. Di
Puade
Setelah
kedua mempelai duduk di puade, tukang rias membuka roban tipis yang
menutupi kepala mempelai wanita. Selanjutnya, mempelai pria memberi sirih dare
kepada mempelai wanita sebagai lambang cinta kasih. Biasanya di dalam rangkaian
sirih diselipkan uang sebagai uang sembe. Lalu mempelai pria membuka cadar
mempelai wanita, dilanjutkan acara sembah dan cium tangan mempelai wanita
kepada mempelai pria, lalu kedua mempelai menyembah kepada kedua pihak orang
tua. Acara terakhir adalah suapan nasi kuning sebagai suapan terakhir orang tua
kepada putra putrinya.[23]
8. Acara
Negor
Sehari
setelah akad nikah, Tuan Penganten diperbolehkan nginep di rumah None
Penganten.Meskipun nginep, Tuan Penganten tidak diperbolehkan untuk kumpul
sebagaimana layaknya suami-istri.None penganten harus mampu memperthankan
kesuciannya selama mungkin. Bahkan untuk melayani berbicara pun, None penganten
harus menjaga gengsi dan jual mahal. Meski begitu, kewajibannya sebagai istri
harus dijalankan dengan baik seperti melayani suami untuk makan, minum, dan
menyiapkan peralatan mandi.[24]
Untuk menghadapi sikap none penganten
tersebut, tuan penganten menggunakan strategi yaitu dengan mengungkapkan
kata-kata yang indah dan juga memberikan uang tegor. Uang tegor ini diberikan
tidak secara langsung tetapi diselipkan atau diletakkan di bawah taplak meja
atau di bawah tatakan gelas. [25]
9. Pulang
Tige Ari
Acara
ini berlangsung setelah tuan raje muda bermalam beberapa hari di rumah none penganten. Di antara mereka telah terjalin
komunikasi yang harmonis. Sebagai tanda kegembiraan dari orangtua Tuan Raje
Mude bahwa anaknya memperoleh seorang gadis yang terpelihara kesuciannya, maka
keluarga tuan raje mude akan mengirimkan bahan-bahan pembuat lakse penganten
kepada keluarga none mantu.[26]
Daftar
Pustaka
JJ Rizal, kita Kirimi saja Roti
Buaya. 2009 : Pendar Pena, Vol.2 No.4
Masagi ,Minda. 2015 Dinamika
Wanita Betawi. Indonesia:Press and UPI Bandung: vol.1 No.15
Nadia Soraya Andini. 2011. KETERKAITAN
HAKIKAT HIDUP MANUSIA DENGAN SISTEM KEKERABATAN DALAM PERKAWINAN ADAT BETAWI. Bandung: Sekilah
Tinggi Kesejahteraan Sosial
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/16953/3/Chapter%20II.pdf
, diakses pada tanggal 05 Mei 2016 pukul
19:00 WIB
http://www.weddingku.com/blog/tahapan-upacara-pernikahan-betawi.
Diakses pada tanggal 08 Mei 2106, 17:07
WIB
https://www.academia.edu/6575340/Makalah_Perkawinan_Adat_Betawi_gudangmakalahmu_blogspot_com_.
Diakses pada tanggal 08 Mei pukul 17:14 WIB
http://www.rumahnikah.com/uniknya-pernikahan-adat-betawi/.
Diakses pada tanggal 08 Mei 2016 pukul 17:43 WIB
http://www.pengertianpakar.com/2015/03/pengertian-dan-tujuan-pernikahan.html#_
Diakses pada tanggal 10 Mei 2016 Pukul 14:56 WIB
http://indonesiana.merahputih.com/budaya/2016/03/29/filosofi-tradisi-palang-pintu-betawi/39737/
Diakses pada
tanggal 10 Mei 2016 Pukul 15:23 WIB
[1] Diakses
dari http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/16953/3/Chapter%20II.pdf ,
pada tanggal 05 Mei 2016 pukul 19:00 WIB
[2] Diakses
dari http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/16953/3/Chapter%20II.pdf ,
pada tanggal 05 Mei 2016 pukul 19:00 WIB
[4] http://www.pengertianpakar.com/2015/03/pengertian-dan-tujuan-pernikahan.html#_ diakses pada tanggal
10 Mei 2016 Pukul 14:56 WIB
[5] Semarang
Wedding, diakses dari http://www.semarangwedding.com/Adat-Pernikahan-Betawi, pada tanggal 08 Mei
2016 pukul 14:35 WIB
[6] Diakses
dari http://www.rumahnikah.com/uniknya-pernikahan-adat-betawi/, pada tanggal 08 mei
pukul 14:39 WIB
[8] Diakses dari
http://www.weddingku.com/blog/tahapan-upacara-pernikahan-betawi pada tanggal 08
Mei 2016, pukul 14:58 WIB
[10] Indah
Tri Mulyanti, diakses dari http://indahtrimulyanti30.blogspot.co.id/2013/05/susunan-tata-cara-serta-filosofi-adat.html, pada tanggal 08 Mei
2016 pukul 15:23 WIB
[11] Diakses
dari http://www.weddingku.com/blog/tahapan-upacara-pernikahan-betawi, pada tanggal 08 Mei
2106, 15:34 WIB
[12] Diakses
dari http://www.rumahnikah.com/uniknya-pernikahan-adat-betawi/, pada tanggal 08 Mei
2016 pukul 15:51 WIB
[13] Diakses
dari http://www.weddingku.com/blog/tahapan-upacara-pernikahan-betawi, pada tanggal 08 Mei
2106, 15:50 WIB
[14] Nadia
Soraya Andini, KETERKAITAN HAKIKAT HIDUP MANUSIA DENGAN SISTEM KEKERABATAN
DALAM PERKAWINAN ADAT BETAWI. (Sekilah
Tinggi Kesejahteraan Sosial: Bandung, 2011),h.3
[15] Nadia
Soraya Andini, KETERKAITAN HAKIKAT HIDUP MANUSIA DENGAN SISTEM KEKERABATAN
DALAM PERKAWINAN ADAT BETAWI. (Sekilah
Tinggi Kesejahteraan Sosial: Bandung, 2011),h.4
[16] JJ Rizal, kita
Kirimi saja Roti Buaya, (Pendar Pena, Vol.2 No.4 Maret 2009), h.14
[18] Diakses
dari http://www.rumahnikah.com/uniknya-pernikahan-adat-betawi/, pada tanggal 08 Mei
2016 pukul 16:43 WIB
[19] Indah
Tri Mulyanti, diakses dari http://indahtrimulyanti30.blogspot.co.id/2013/05/susunan-tata-cara-serta-filosofi-adat.html, pada tanggal 08 Mei
2016 pukul 16:42WIB
[20] Diakses
dari http://etheses.uin-malang.ac.id/1954/8/08210065_Bab_4.pdf, pada tanggal 08 Mei
2016 pukul 17:02 WIb h.59
[21] Diakses
dari http://etheses.uin-malang.ac.id/1954/8/08210065_Bab_4.pdf, pada tanggal 08 Mei
2016 pukul 17:02 WIb h.60
[22] Merah Putih, Filosofi
Tradisi Palang Pintu Betawi.diakses dari http://indonesiana.merahputih.com/budaya/2016/03/29/filosofi-tradisi-palang-pintu-betawi/39737/ pada tanggal 10 Mei
2016 Pukul 15:23 WIB
[23] Diakses
dari http://www.weddingku.com/blog/tahapan-upacara-pernikahan-betawi, pada tanggal 08 Mei
2106, 17:07 WIB
[24] Diakses dari https://www.academia.edu/6575340/Makalah_Perkawinan_Adat_Betawi_gudangmakalahmu_blogspot_com_, pada tanggal 08 Mei
pukul 17:14 WIB h.6
[25] Diakses
dari http://www.rumahnikah.com/uniknya-pernikahan-adat-betawi/, pada tanggal 08 Mei
2016 pukul 17:43 WIB
[26] Diakses dari https://www.academia.edu/6575340/Makalah_Perkawinan_Adat_Betawi_gudangmakalahmu_blogspot_com_, pada tanggal 08 Mei
pukul 17:14 WIB h.7
Tidak ada komentar:
Posting Komentar