PAKAIAN ADAT BETAWI
Oleh: Ridwan
Efendi
A. Sejarah
Pakaian Adat Betawi
Ada banyak pakaian adat di Indonesia yang memiliki nilai sejarah
dan nilai pengetahuan yang penting. Salah satu dari banyak pakaian adat di
Indonesia yang memiliki makna sejarah, representasi sebuah komunitas pada
zamannya dan kemajuan sebuah peradaban adalah pakaian adat Betawi. Betawi
adalah suku yang berada di DKI Jakarta dan sekitarnya di daerah provinsi Jawa
Barat dan Banten. Nama Betawi berasal dari kata Batavia yang diberikan orang
Belanda pada masa penjajahan. Keberadaan masyarakat Betawi merupakan proses
panjang dari pembauran masyarakat di DKI Jakarta sehingga lahir kebudayaan
Betawi. DKI Jakarta adalah kota industri, dimana banyak saudagar-saudagar dari
luar seperti Arab, Portugis, Cina, Arab yang berdagang di Jakarta. Masyarakat
luar Jakarta juga banyak yang berdagang di Jakarta seperti Bali, Madura, Jawa,
Sunda. Keberadaan mereka yang secara langsung bersentuhan menciptakan
kebudayaan baru yaitu kebudayaan Betawi. Salah satu kebudayaan Betawi itu
adalah mengenai pakaian adat Betawi[1].
Hasil wawancara, kalau pakaian adat betawi banyak pengaruh dari
Arab dan Cina, contoh kalau dari Cina lihat busana pengantin perempuan banyak
dari Cina, kalau laki-laki itu Arab yang pakai jubah. Kemudian banyak condong
ke Arab karena ibu-ibu memakai kerudung, lalu none juga begitu selalu
menggunakan kerudung dan mayoritas masyarakat Betawi itu Islam. *hasil
wawancara dengan bpk. Tarmizi, di TMII pada tanggal 09-05-2016*
B. Macam-macam
Pakaian Adat Betawi
a.
Pakaian Keseharian Adat Betawi
Pakaian adat yang digunakan oleh kaum pria Betawi dalam kegiatan
sehari-hari yaitu berupa baju koko berwarna polos atau disebut juga sadariah
yang dipadukan dengan celana kolor panjang bermotif batik dengan warna yang
tidak terlalu ramai, biasanya hanya putih, cokelat, dan hitam. Sebagai
pelengkap ditambahkan pula penggunaan kain pelekat berbentuk selendang yang
diselempangkan pada leher atau ditempatkan sebelah pundak serta peci warna
hitam dari bahan beludru yang menjadi ciri khas masyarakat Betawi.
Jenis pakaian keseharian yang digunakan oleh kaum wanita dalam adat
Betawi yaitu berupa baju kurung dengan warna mencolok yang dipadukan kain
sarung batik bercorak geometri dengan warna-warna yang cerah. Sebagai pelengkap
ditambahkan pula penggunaan tutup kepala berupa kerudung atau selendang dengan
warna senada sesuai baju yang dikenakan.
b.
Pakaian Perkawinan Adat Betawi
Busana yang dikenakan oleh pengantin pria dalam adat Betawi disebut
dengan Dandanan Care Haji. Busana ini terdiri dari jubah berwarna cerah yang
terbuat dari bahan beludru dengan bagian dalam berupa kain berwarna putih yang
halus. Sebagai pelengkap ditambahkan penggunaan tutup kepala dari sorban yang
disebut dengan nama Alpie, selendang bermotif benang emas atau manik-manik yang
berwarna cerah, serta alas kaki berupa sepatu pantofel agar tampak lebih serasi[2].
Pakaian yang dikenakan oleh pengantin wanita dalam adat Betawi
yaitu berupa blus bergaya Cina yang terbuat dari bahan satin berwarna cerah dan
dikenal dengan nama busana Rias besar dandanan care none pengantin cine.
Pemakaian busana ini dipadukan dengan bawahan berupa rok model putri duyung
berwarna gelap (hitam atau merah hati) atau disebut dengan nama Kun. Sebagai
pelengkap kepala ditambahkan penggunaan sanggul palsu yang dihiasi dengan
kembang goyang motif burung hong, bunga melati yang dibentuk roonje dan sisir,
serta pemakaian cadar di bagian wajah. Perhiasan lain yang dipergunakan
diantaranya berupa kalung lebar, gelang listring, dan hiasan teratai
manik-manik yang dikalungkan di bagian dada, serta alas kaki berupa selop
dengan model perahu.
[1] http://kebudayaanindonesia.net/kebudayaan/976/pakaian-adat-betawi
pada tanggal 11-05-2016 jam 01:03
[2] https://fitinline.com/article/read/4-ragam-pakaian-adat-betawi/
pada tanggal 11-05-2016 jam 01:25
Tidak ada komentar:
Posting Komentar