PULAU
CANGKIR: DESTINASI WISATA ZIARAH
Oleh:
Muhammad Samtoni (NIM: 11140321000014)
Ketika mengamati peta
pesisir utara Kabupaten Tangerang, kita dapat menjumpai pulau unik berbentuk
seperti cangkir. Sesuai bentuknya, pulau seluas 4,5 hektar tersebut dinamai
Pulau Cangkir. Pulau Cangkir merupakan salah satu destinasi wisata tepatnya
wisata ziarah karena didalamnya terdapat makam salah seorang ulama besar
Banten.
Secara yang
bersangkutan, Pulau Cangkir terletak di Desa Kronjo, kecamatan Kronjo, kabupaten
Tangerang. Dahulunya pulau tersebut merupakan daratan terpisah dari Pulau Jawa
sebelum masyarakat membuat jalan, penghubung untuk memudahkan para peziarah.
Lintasan tanah yang menjadi jalur penghubung utama tersebut dibuat tahun 1995
dan merupakan hasil swadaya penduduk setempat dengan pengurus situs ziarah.
Pulau Cangkir menjadi
objek wisata ziarah karena didalamnya terdapat makam Pangeran Jaga Lautan. Sang
pangeran merupakan keturunan langsung sultan pertama Banten yaitu Pangeran
Hasanudin. Beliau merupakan putra pertama sang sultan dengan selir. Pangeran
Jaga Lautan adalah kakak kandung dari keluarga kesultanan Banten yakni Ratu
Keben, Ratu Terpenter, Ratu Wetan, Ratu Ayu Arsangenah, Pangeran Pajajaran
Wadho, dan Tumenggung Walatika.
Di Pulau Cangkir
pengunjung tidak hanya dapat berwisata ziarah. Kawasan yang juga kerap disebut
dengan nama Pulau Cangkir Kronjo tersebut memiliki panorama hutan mangrove yang
tersebar di sepanjang jalur menuju pulau. Pengunjung juga dapat mengamati
kehidupan sehari-hari nelayan mulai dari merawat kapal hingga mengolah hasil
tangkapan. Ada pula galangan untuk membuat atau memperbaiki kapal para nelayan.[1]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar